Skin Tag – Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, dan Pengobatan

Skin tag adalah pertumbuhan kulit berbentuk bintil yang menyerupai kutil. Meskipun kondisi ini tidak dapat dianggap sebagai tumor atau kanker, dan tidak menular atau berbahaya, penanganan medis mungkin diperlukan jika pertumbuhan tersebut sering mengalami lecet dan perdarahan atau memberikan ketidaknyamanan estetika.

Lantas, bagaimana perawatan dan cara menghilangkan skin tag? Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa itu Skin Tag?

Fibroepithelial polyp atau acrochordon, atau yang lebih dikenal sebagai skin tag adalah pertumbuhan kulit yang umumnya bersifat jinak dan tidak menyakitkan. Orang awam biasanya menyebut skin tag adalah sebagai daging tumbuh. Skin tag muncul sebagai benjolan kecil dan lembut di permukaan kulit yang dihubungkan dengan tubuh melalui batang atau pangkal tipis.

Skin tag sering muncul di area kulit yang mengalami gesekan, seperti leher, ketiak, kelopak mata, bawah payudara, dan lipatan kulit lainnya. Skin tag biasanya memiliki warna yang serupa dengan warna kulit atau sedikit lebih gelap.

Ukuran skin tag sendiri sebetulnya bervariasi, ada yang hanya beberapa milimeter atau bahkan hingga memiliki lebar 5 cm. Kemunculan skin tag juga bisa hanya satu atau bahkan langsung dalam jumlah yang lebih banyak. Pada beberapa kasus, skin tag mungkin dapat lepas dengan sendirinya. Meski begitu, kebanyakan skin tag akan terus bertahan.

Penyebab Skin Tag

Penyebab pasti dari kondisi skin tag masih belum diketahui dengan pasti, namun beberapa teori telah diajukan untuk menjelaskan kemungkinan penyebabnya.

Salah satu teori yang umum diterima adalah bahwa skin tag dapat muncul sebagai hasil dari gesekan antara kulit. Oleh karena itu, kondisi ini sering kali ditemukan pada area kulit yang sering bergesekan, seperti lipatan kulit.

Selain itu, pada orang yang lebih tua, skin tag dapat terbentuk dari kolagen dan pembuluh darah yang terjebak di dalam lapisan kulit yang lebih tebal. Proses ini dapat terkait dengan penuaan dan perubahan struktural alami dalam kulit seiring berjalannya waktu.

Dalam beberapa kasus langka, kemunculan skin tag adalah sebuah pertanda atas ketidakseimbangan hormon atau masalah endokrin. Meskipun hal ini tidak umum, tetapi beberapa studi menunjukkan bahwa ada korelasi antara perubahan hormonal dan munculnya skin tag pada beberapa individu.

Perlu dipahami, skin tag adalah kondisi yang tidak bersifat menular dan kemungkinan terkait dengan faktor genetik. Meskipun belum ada pemahaman yang sepenuhnya memadai tentang penyebabnya, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi dengan pasti apa penyebab skin tag.

Faktor Risiko Skin Tag

Beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami skin tag adalah sebagai berikut:

Gejala Skin Tag

Tanda dan gejala skin tag dapat bervariasi, dan kondisi ini sering dimulai sebagai benjolan kecil sebesar kepala peniti. Meskipun dalam kebanyakan kasus, ukuran skin tag berkisar antara 2 hingga 5 milimeter, beberapa dapat tumbuh lebih besar, bahkan mencapai diameter 1 centimeter atau lebih besar lagi, sebanding dengan buah anggur. 

Seperti yang telah disinggung, pertumbuhan skin tag umumnya terjadi di area kulit yang sering mengalami gesekan, seperti leher, ketiak, atau selangkangan. Selain itu, skin tag juga bisa ditemukan di area lain seperti dada, punggung, di bawah payudara, lipatan mata, atau di bawah lipatan pantat.

Walau umumnya tidak menyebabkan rasa sakit, skin tag dapat menjadi iritatif jika terkena gesekan dengan pakaian, perhiasan, atau tertekan oleh lipatan kulit lainnya. Meskipun demikian, dalam sejumlah kasus, skin tag memiliki kecenderungan untuk lepas dengan sendirinya tanpa menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Kondisi ini bisa terjadi ketika bagian dasar skin tag terpelintir, menghambat aliran darah ke area tersebut.

Penting untuk diingat bahwa skin tag adalah kondisi yang dapat muncul pada siapa saja, namun biasanya kemunculannya lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia. Diketahui, orang yang berusia di atas 60 tahun lebih rentan mengalaminya. 

Meskipun skin tag adalah kondisi yang umumnya dianggap aman, bila ada kekhawatiran tentang gejala tertentu, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi dan saran lebih lanjut.

Cara Menghilangkan Skin Tag

Pada dasarnya, skin tag adalah kondisi yang tidak berbahaya. Oleh karenanya, tidak ada perawatan skin tag khusus yang direkomendasikan, kecuali jika pertumbuhannya dianggap mengganggu aktivitas atau penampilan seseorang. Perlu diketahui juga bahwa tidak ada krim yang telah terbukti secara medis mampu menghilangkan skin tag, sehingga penanganannya biasanya melibatkan metode fisik seperti pemotongan atau pengikatan dengan benang.

Adapun beberapa cara menghilangkan skin tag yang dapat direkomendasikan oleh dokter adalah:

Pengangkatan skin tag yang berukuran kecil dapat dilakukan tanpa anestesi, sementara pertumbuhan yang lebih besar mungkin memerlukan anestesi lokal. Penggunaan krim anestesi lokal seperti Betacaine atau LMX 5% sebelum prosedur dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman.

Dokter kulit, dokter umum, dan dokter penyakit dalam adalah para profesional yang umumnya menangani kondisi ini. Kadang-kadang, dokter spesialis mata juga diperlukan untuk mengangkat skin tag yang terletak di dekat kelopak mata.

Meskipun mungkin menggiurkan untuk mencabut skin tag sendiri dengan cara mengikatkan tali atau benang gigi pada bagian dasar tag, sebaiknya tindakan ini dilakukan oleh dokter. Melakukan pencabutan sendiri dapat menimbulkan risiko perdarahan, luka, atau bahkan infeksi karena peralatan yang digunakan belum tentu steril. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum memutuskan untuk menghilangkan skin tag.

Itu dia penjelasan lengkap seputar apa itu skin tag, mulai dari penyebab, faktor risiko, gejala, hingga beberapa opsi cara menghilangkan yang bisa dipilih. Apabila ingin tahu lebih banyak informasi kecantikan seperti ini, kunjungi Beauty For untuk mendapatkan artikel menarik lainnya!

Exit mobile version