kesalahan intermittent fasting

Ini 6 Kesalahan Intermittent Fasting yang Bikin Diet Gagal

Intermittent fasting, atau puasa intermiten, adalah sebuah metode diet yang memiliki berbagai manfaat, mulai dari penurunan berat badan hingga peningkatan energi. Sayangnya, ada beberapa kesalahan intermittent fasting yang masih sering dilakukan, sehingga diet pun tidak berjalan efektif, atau bahkan gagal.

Pada dasarnya, intermittent fasting berfokus pada pada pengaturan jendela waktu makan, di mana seseorang hanya makan dalam periode tertentu dan berpuasa selama sisa waktu tersebut. Meski konsepnya terbilang sederhana, praktiknya sering kali memunculkan beberapa kesalahan umum yang dapat memengaruhi efektivitas diet dan kesehatan secara keseluruhan.

Lantas, apa saja kesalahan intermittent fasting yang masih sering terjadi? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa itu Intermittent Fasting?

IF atau intermittent fasting adalah metode diet yang membatasi waktu makan, di mana seseorang mengatur jendela waktu tertentu untuk makan dan menjalani periode puasa. Adapun tujuan utama intermittent fasting adalah mengubah siklus makan dan puasa alami tubuh agar mencapai efek positif pada kesehatan. 

Metode ini tidak menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi, melainkan fokus pada kapan waktu terbaik untuk makan. Dalam praktiknya, IF memiliki berbagai pola, seperti 16/8 (16 jam puasa, 8 jam makan) atau puasa sehari penuh secara berkala. 

Hingga kini, IF dianggap sebagai salah satu metode efektif untuk membantu penurunan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan memberikan manfaat kesehatan lainnya.

Cara Intermittent Fasting yang Benar

Dengan sederet manfaatnya, tentu tak mengherankan jika IF menjadi metode diet yang populer hingga kini. Nah, agar tidak salah langkah dan dapat memberikan hasil optimal, pastikan untuk mengikuti cara intermittent fasting yang benar, seperti:

  • Konsultasikan dengan profesional kesehatan: Sebelum memulai program IF, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan sesuai dengan kondisi kesehatanmu.
  • Pilih pola IF yang sesuai: Ada beberapa pola IF yang populer, seperti 16/8 (16 jam puasa, 8 jam makan), 5:2 (makan normal selama 5 hari, puasa 2 hari), atau puasa sehari penuh. Jadi, pilihlah pola yang sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhanmu.
  • Jendela waktu makan: Tentukan jendela waktu di mana kamu akan makan. Misalnya, jika memilih pola 16/8, mungkin kamu akan makan antara pukul 12 siang hingga 8 malam. Dalam hal ini, kamu bisa mengaturnya sesuai aktivitas sehari-hari.
  • Pilih makanan bergizi: Meskipun IF tidak mengatur jenis makanan, pastikan untuk memilih makanan bergizi selama periode makan. Fokus pada protein, serat, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks.
  • Jaga hidrasi tubuh: Pastikan untuk tetap terhidrasi selama periode puasa dengan minum air, teh tanpa gula, atau kopi hitam.
  • Pantau sinyal tubuh: Perhatikan bagaimana tubuh merespons IF. Jika timbul ketidaknyamanan atau masalah kesehatan setelah menjalani IF, konsultasikan dengan profesional kesehatan.
  • Mulai secara bertahap: Apabila baru menjalani program IF, pastikan untuk beradaptasi dengan pola ini secara perlahan untuk mengurangi efek samping, seperti rasa lapar atau lelah.
  • Konsisten: Sama seperti metode diet lainnya, konsistensi adalah kunci. Usahakan untuk menjalani IF secara teratur demi mendapatkan manfaat yang optimal.

Kesalahan Intermittent Fasting yang Sering Dilakukan

Pada dasarnya, kunci utama intermittent fasting adalah penyesuaian pola makan secara tepat, sehingga berpengaruh pada penurunan berat badan. Meski begitu, masih ada beberapa kesalahan intermittent fasting yang mengakibatkan diet gagal dan menjadi percuma.

Untuk meminimalkan hal tersebut, pastikan untuk menghindari sejumlah kesalahan intermittent fasting, seperti: 

1. Menjalani Pola Diet yang Kurang Tepat

Salah satu kesalahan intermittent fasting adalah memilih pola diet yang tidak sesuai. Penting untuk memahami bahwa ada berbagai jenis intermittent fasting. Beberapa dilakukan dua kali dalam seminggu, dan ada pula yang menerapkan pendekatan bergantian, seperti berpuasa hari ini dan makan secara normal pada hari berikutnya.

Orang-orang dengan jadwal yang padat, seperti pekerja, pelajar, atau mereka yang memiliki rutinitas olahraga teratur, sering kali memilih pola diet 16 jam berpuasa dan 8 jam makan, karena dianggap lebih praktis dan ringan.

2. Tergesa-gesa Mencapai Target

Kesalahan intermittent fasting berikutnya adalah tergesa-gesa mencapai target. Beberapa orang mungkin ingin mencapai berat badan ideal secara cepat, sehingga menjalani pola IF yang ekstrem. Harus diingat bahwa tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan kebiasaan makan yang baru.

Contohnya, jika terbiasa sarapan pada pukul 7 pagi, sebaiknya jangan memaksakan diri untuk berpuasa pada jam tersebut. Apalagi sarapan memiliki peran penting dalam memberikan energi bagi tubuh untuk beraktivitas. Jadi, daripada memaksa tubuh untuk langsung berpuasa, lebih baik biasakan tubuh untuk beradaptasi secara perlahan dengan kebiasaan baru terlebih dulu. 

Kamu bisa memulai IF dengan berpuasa selama 12 jam, lalu tingkatkan durasinya setengah jam per hari hingga mencapai 16 jam. Atau, kamu juga bisa menerapkan pola IF dengan sehari puasa dan sehari makan seperti biasa.

3. Porsi Makan yang Terlalu Sedikit 

Mengurangi asupan makanan secara drastis juga termasuk dalam kesalahan intermittent fasting yang kerap terjadi. Perlu diingat bahwa metode diet intermittent fasting lebih berfokus pada pembatasan waktu makan daripada jumlah kalori yang dikonsumsi. Jadi, walaupun sedang dalam fase puasa, tubuh tetap memerlukan nutrisi untuk menjalani proses metabolisme. 

Saat menjalani IF, beberapa orang mungkin enggan makan dalam porsi normal saat tidak sedang berpuasa karena berpikir sedang dalam program diet. Padahal, hal tersebut dapat menyebabkan rasa lapar yang berlebihan dan bahkan mengarah pada pola makan berlebihan saat fase normal kembali.

4. Porsi Makan yang Terlalu Banyak

Bukan hanya makan terlalu sedikit, tetapi makan terlalu banyak juga dapat menjadi kesalahan intermittent fasting. Hal ini karena beberapa orang mungkin menyalahartikan prinsip intermittent fasting yang tidak membatasi jenis asupan makanan, sehingga merasa bisa makan apa saja selama periode makan. Akibatnya, tidak sedikit orang yang mengonsumsi makanan secara berlebihan selama fase makan.

Padahal, mengonsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan selama fase normal termasuk kesalahan intermittent fasting karena dapat menyebabkan rasa lapar yang lebih intens selama fase puasa. Hal ini disebabkan oleh sulitnya tubuh untuk beradaptasi saat memasuki fase puasa.

Fenomena ini berhubungan dengan pola pikir dan ritme sirkadian tubuh, di mana perasaan kenyang dipicu oleh peregangan pada lambung yang kemudian mengirimkan sinyal ke otak untuk menciptakan sensasi kenyang.

Jadi, apabila kamu terbiasa makan dalam jumlah besar, otak akan mengantisipasi kebiasaan tersebut untuk menciptakan sensasi kenyang. Selain itu, asupan kalori yang berlebihan juga dapat memperlambat proses penurunan berat badan.

5. Salah Memilih Jenis Makanan

Kesalahan intermittent fasting yang juga sering terjadi adalah pemilihan jenis makanan yang kurang tepat. Beberapa orang mungkin menganggap bahwa selama periode makan, mereka dapat mengonsumsi makanan apa pun tanpa memperhatikan kualitasnya. 

Sebaiknya, pilihlah makanan yang dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, seperti buah, sayuran, sumber protein, dan makanan tinggi serat. Konsumsi makanan-makanan tersebut akan memudahkanmu menjalani proses fase puasa.

Selain itu, hindari juga makanan berjenis karbohidrat sederhana, seperti minuman bersoda, makanan manis, dan makanan berbahan dasar tepung, karena dapat menyebabkan rasa lapar lebih cepat. Sebab, jenis makanan tersebut juga berpotensi meningkatkan kadar gula darah yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.

6. Kurang Minum Air Putih

Walau terkesan sepele, nyatanya kurang minum air putih juga termasuk salah satu kesalahan ntermittent fasting yang sering terjadi. Perlu diingat, selama periode puasa, tubuh memerlukan cairan untuk menjaga hidrasi dan keseimbangan elektrolit. 

Pada awal puasa, tubuh membakar glikogen untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk beraktivitas. Setelah cadangan glikogen habis, tubuh tidak lagi memiliki cadangan karbohidrat dan air yang dapat digunakan ulang.

Kondisi ini dapat menyebabkan kurang fokus, kelelahan, pusing, dan kurangnya semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk selalu memastikan tubuh mendapatkan asupan air putih yang cukup selama menjalani IF.

Itulah beberapa kesalahan intermittent fasting yang masih sering dijumpai hingga kini. Dengan menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dan memahami cara intermittent fasting yang benar, kamu dapat mencapai tujuan diet secara optimal sehingga kesehatan tubuh pun tetap terjaga.

Apabila memiliki kondisi medis tertentu atau masih ragu bagaimana metode diet yang tepat, kamu juga bisa mengonsultasikannya lebih lanjut dengan dokter spesialis gizi untuk mendapatkan saran medis yang sesuai dengan kondisi kesehatan. Sebab, beberapa orang mungkin tidak cocok dengan metode diet tertentu, termasuk intermittent fasting.

Akhir kata, semoga artikel ini bermanfaat dan semangat mencapai berat badan ideal untuk kesehatan tubuh yang lebih baik, ya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10 Cara Mengatur Pola Makan Sehat dan Bergizi Seimbang

12 Tips Diet Aman untuk Busui yang Sehat Tanpa Mengurangi ASI

Mengenal Apa itu Proses Detoksifikasi, Manfaat, dan Caranya

13+ Cara Menahan Lapar saat Diet yang Perlu Diketahui, Ampuh!

Begini Cara Defisit Kalori untuk Bantu Menurunkan Berat Badan

9 Cara Diet Cepat Kurus dalam 1 Minggu dan Rekomendasi Menunya