Diet keto adalah salah satu jenis pola makan sehat yang dilakukan dengan mengonsumsi makanan rendah karbohidrat, namun tinggi lemak. Jenis diet ini diketahui efektif untuk menurunkan berat badan secara cepat dan bisa dimanfaatkan sebagai pengobatan medis untuk beberapa penyakit tertentu.
Meski begitu, di sisi lain, diet keto juga masih menjadi kontroversi karena dianggap dapat berbahaya bagi kesehatan apabila tidak dilakukan dengan tepat. Oleh karenanya, agar tidak salah paham, mari simak apa itu diet keto selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Apa itu Diet Keto?
Diet ketogenic atau diet keto adalah enis diet rendah karbohidrat tinggi lemak yang dirancang untuk memicu proses tubuh yang disebut ketosis. Ketosis adalah keadaan metabolisme di mana tubuh mulai membakar lemak sebagai sumber utama energi karena pasokan karbohidrat yang rendah.
Dalam kondisi normal, tubuh mengonsumsi karbohidrat sebagai sumber energi utama, tetapi dalam ketosis, lemak diubah menjadi keton, yang digunakan sebagai bahan bakar. Pada dasarnya, ketosis adalah kondisi ringan dari ketoasidosis, yaitu kondisi bahaya yang kerap dialami oleh penderita diabetes tipe 1.
Diet keto awalnya digunakan untuk mengobati epilepsi pada anak-anak, tetapi sekarang telah menjadi populer sebagai metode untuk menurunkan berat badan dan mengelola kondisi kesehatan lainnya, seperti diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.
Manfaat Diet Keto
Dalam sejumlah penelitian yang dilakukn, diet keto telah menunjukkan beberapa manfaat yang signifikan bagi kesehatan, termasuk:
1. Menurunkan Berat Badan
Salah satu manfaat paling terkenal dari diet keto adalah kemampuannya untuk membantu menurunkan berat badan secara efektif. Ketika tubuh berada dalam keadaan ketosis, di mana lemak digunakan sebagai sumber energi utama, penurunan berat badan dapat terjadi secara alami.
Dalam keadaan ketosis, tubuh menjadi lebih efisien dalam membakar lemak, termasuk lemak tubuh yang disimpan. Ketosis juga dapat mengurangi nafsu makan, membuat orang merasa kenyang lebih lama, yang pada gilirannya membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.
2. Mengontrol Kadar Gula Darah
Diet keto juga telah terbukti efektif dalam mengontrol kadar gula darah, terutama pada individu dengan diabetes tipe 2. Dengan membatasi asupan karbohidrat, diet keto membantu mencegah lonjakan gula darah yang tajam setelah makan.
Dalam keadaan ketosis, tubuh cenderung lebih sensitif terhadap insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah. Hal ini dapat mengurangi resistensi insulin dan membantu mengontrol diabetes tipe 2.
3. Mengatasi Gejala Epilepsi pada Anak
Diet keto awalnya dikembangkan sebagai terapi untuk mengatasi gejala epilepsi pada anak-anak yang tidak merespons pengobatan konvensional. Dalam diet keto untuk pengobatan epilepsi, rasio lemak terhadap karbohidrat dan protein biasanya sangat tinggi.
Meskipun mekanisme tepatnya belum sepenuhnya dipahami, diet keto diyakini membantu menstabilkan aktivitas otak dan mengurangi kejang dengan mengubah metabolisme energi otak.
Baca juga: Mengenal Cheat Meal dalam Diet dan Bedanya dengan Cheat Day
4. Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Salah satu manfaat diet keto adalah potensi untuk menurunkan risiko penyakit jantung. Meskipun awalnya terdapat kekhawatiran terkait konsumsi tinggi lemak dalam diet keto, beberapa penelitian menunjukkan bahwa jenis lemak yang dikonsumsi, seperti lemak tak jenuh tunggal dan polinesia, dapat meningkatkan profil lipid, termasuk peningkatan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) dan penurunan kadar trigliserida.
Diet keto juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan, faktor-faktor yang berkontribusi pada kesehatan jantung. Namun, sangat penting untuk memilih lemak sehat dan memastikan bahwa diet keto tetap seimbang dan bervariasi.
5. Menurunkan Risiko Gangguan Sistem Saraf
Diet keto juga dapat memberikan perlindungan terhadap gangguan sistem saraf, terutama melalui efek neuroprotektifnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet keto dapat melindungi sel-sel saraf dari kerusakan oksidatif, peradangan, dan stres selular.
Selain itu, keton yang diproduksi selama keadaan ketosis dapat berperan sebagai bahan bakar alternatif untuk otak, memberikan energi yang stabil dan berkelanjutan. Dengan demikian, ini dapat membantu meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi otak dari kondisi neurodegeneratif.
6. Mengurangi Risiko Penyakit Parkinson
Penelitian awal menunjukkan bahwa diet keto dapat memiliki potensi untuk mengurangi risiko penyakit Parkinson. Beberapa studi pada hewan telah menunjukkan bahwa diet keto dapat melindungi neuron dopamin, yang merupakan jenis sel saraf yang rusak pada penyakit Parkinson.
Meskipun lebih banyak penelitian manusia masih diperlukan, konsep bahwa diet keto dapat memberikan manfaat neuroprotektif memberikan harapan untuk pengembangan strategi diet sebagai bagian dari pendekatan pencegahan atau pengobatan penyakit neurodegeneratif.
Cara Diet Keto
Diet keto adalah suatu pendekatan diet yang menekankan konsumsi tinggi lemak, moderat protein, dan sangat rendah karbohidrat. Ada berbagai metode diet keto yang dapat diikuti, dengan dua yang paling umum dikenal sebagai diet keto standar (standard ketogenic diet) dan diet keto tinggi protein (high-protein ketogenic diet).
Dalam diet keto standar, pola makan mencakup 70% konsumsi lemak, 20% protein, dan 10% karbohidrat. Sementara itu, diet keto tinggi protein memiliki proporsi yang sedikit berbeda, dengan 60% lemak, 35% protein, dan 5% karbohidrat. Pilihan metode ini dapat disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan pribadi.
Selain dua metode tersebut, terdapat pula jenis diet keto lain yang dikenal sebagai cyclical ketogenic diet (CKD) dan targeted ketogenic diet. CKD melibatkan siklus periode tinggi karbohidrat, sering digunakan oleh atlet atau binaragawan. Sementara itu, targeted ketogenic diet mengizinkan asupan karbohidrat tambahan sekitar latihan fisik untuk meningkatkan performa.
Berbicara tentang menu diet keto, pola makan ini menekankan konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Makanan kaya lemak yang dianjurkan melibatkan telur, daging, ikan berlemak seperti tuna dan salmon, produk susu tinggi lemak, sayuran rendah karbohidrat, kacang, biji-bijian, alpukat, dan minyak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa.
Secara garis besar, alasan mengapa makanan tersebut dianggap baik untuk diet keto adalah adalah karena mengandung sumber nutrisi utama yang membantu mencapai proporsi lemak yang tinggi.
Di sisi lain, jenis karbohidrat yang perlu dihindari mencakup nasi, pasta, sereal, produk gandum, kacang, biji-bijian, umbi-umbian seperti ubi dan kentang, serta makanan atau minuman manis termasuk permen, es krim, cake, jus buah, dan soda. Hindari juga lemak tidak sehat dari minyak sayur atau mayonaise, serta minuman beralkohol yang dapat mengandung karbohidrat.
Diet keto umumnya direkomendasikan untuk dilakukan dalam jangka pendek, berkisar antara 2-3 minggu hingga maksimal 6-12 bulan. Hal ini karena diet keto bersifat ketat dan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi jika dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.
Setelah menjalani diet keto, transisi ke pola hidup sehat sangat dianjurkan untuk mencegah risiko gangguan kesehatan jangka panjang. Hal ini termasuk meningkatkan konsumsi karbohidrat secara bertahap, memperkenalkan sumber karbohidrat yang lebih kompleks, serta mempertahankan gaya hidup aktif dan seimbang.
Demikian penjelasan tentang apa itu diet keto. Bagaimana, apakah kamu tertarik untuk menjalaninya? Penting untuk diingat bahwa sebelum memulai diet keto atau perubahan pola makan apa pun, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memastikan bahwa pendekatan ini sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan kondisi tubuh.
Selain itu, pemantauan kesehatan yang rutin dan konsistensi dalam merencanakan makanan juga penting untuk memastikan kesuksesan dan keseimbangan dalam menjalani diet keto. Dapatkan juga informasi menarik lainnya seputar metode dan tips diet hanya di blog Beauty For!
Baca juga: Menu Diet Tanpa Nasi selama Seminggu yang Praktis dan Enak